Senin, 28 Oktober 2019

PENGUATAN PERAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR SEBAGAI LUMBUNG IKAN JAWA BARAT YANG SEHAT, BERMUTU, DAN AMAN KONSUMSI

Pada era perdagangan bebas saat ini, peningkatan nilai ekspor hasil perikanan bukan semata -mata terbatas pada volume produksi, namun juga pada kualitas produksi guna memberikan nilai tambah hasil ekspor. Untuk itu sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan serta pengendalian penyakit ikan menjadi tahap yang sangat menentukan bagi realisasi nilai ekspor produk perikanan. Perkembangan perekonomian dunia dan arus informasi global menuntut adanya peran semua pihak untuk mampu melakukan tindakan karantina ikan khususnya dalam hal kecepatan, ketepatan, efisiensi dan ketelusuran. Dalam hal ini, BKIPM sebagai fasilitator dan regulator mengemban tugas memberikan arahan, fasilitasi, dan bimbingan teknis kepada para pemangku kepentingan guna mendorong implementasi pelaksanaan In Line Inspection di lingkup wilayah kerjanya masing -masing.

Selengkapnya :
http://www.bkipm.kkp.go.id/user_umum/admin/one%20page%20cirata%20edit%20(1).pdf

RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI CITARUM

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Wilayah Sungai Citarum merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan Kode Wilayah Sungai: 02.06.A3. Terdiri dari dari 10 Kabupaten dan 2 Kota dengan Sungai Citarum yang menjadi sungai utama.

Selengkapnya :
http://bbwscitarum.com/wp-content/uploads/2016/11/Rencana-Pengelolaan-Sumber-Daya-Air-WS-Citarum.pdf

POTRET KEBUDAYAAN MASYARAKAT PENGHUNI BANTARAN SUNGAI CITARUM: STUDI KASUS DI DESA CITEREUP-KEC. DAYEUHKOLOT

Oleh: Andreas Doweng Bolo, SS, M.Hum. dan Hendrikus Endar Suhendar, SS, M.Hum. 

Bandung yang dilalui beberapa sungai terutama Sungai Citarum menyimpan persoalan pelik salah satunya adalah banjir. Berbagai upaya dilakukan namun dari tahun ketahun banjir akibat luapan Sungai Citarum tetap terjadi di musim penghujan dan kekeruhan air yang parah di musim kemarau. Warga masyarakat penghuni bantaran Sungai Citarum dari masa ke masa senantiasa menyesuaikan diri dengan ritme sungai ini. Bila musim hujan maka warga penghuni bantaran bersiap untuk menghadapi bahaya banjir sedangkanpada musim kemarau mereka bersiap untuk mencium bau busuk sungai.

Selengkapnya :
http://journal.unpar.ac.id/index.php/Sosial/article/viewFile/206/191

PERENCANAAN KOLAM RETENSI SEBAGAI USAHA MEREDUKSI BANJIR SUNGAI CITARUM HULU, KABUPATEN BANDUNG

Oleh : Bima Adhi Baskoro, Dian Sisinggih dan  Suwanto Marsudi

Sungai Citarum Hulu (Cekungan Bandung) memiliki kapasitas debit rata-rata 550 m 3 /dt, apabila debit sungai melebihi kapasitas tersebut, maka terjadi genangan pada 3 Kecamatan, yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Mengingat sebagian besar wilayah Kecamatan Baleendah khususnya kampung Cieunteung merupakan daerah dataran rendah, tidak menutup kemungkinan banjir akan terjadi di wilayah ini akibat luapan Sungai, maka dari itu dibutuhkan suatu upaya pengendalian banjir, salah satunya perencanaan kolam retensi, guna mereduksi banjir. Pada studi ini, dilakukan analisa hidrologi guna mendapatkan debit banjir rancangan pada lokasi studi.. Selanjutnya dilakukan analisa hidrolika untuk mengetahui kondisi eksisting dengan banjir kala ulang 50 tahun untuk mengetahui seberapa besar dampak banjir dengan menggunakan bantuan paket program HEC-RAS 5.0.3.

Selengkapnya :
http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/76/55

PREDIKSI BANJIR SUNGAI CITARUM DENGAN LOGIKA FUZZY HASIL ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Oleh : Phitsa Mauliana

Banjir yang terjadi di Bandung, khususnya paling sering terjadi adalah di daerah Kabupaten Bandung, kejadian banjir dipantau dan ditangani oleh salah satu Dinas Pemerintahan dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Citarum sebagai salah satu Dinas Pemerintahan yang bertugas untuk melakukan pemantauan terhadap keadaan sungai Citarum, harus dapat melakukan fungsinya dalam mengatasi berbagai kemungkinan terjadinya banjir di daerah-daerah sekitar yang dilalui oleh sungai Citarum sehingga dapat diambil tindakan untuk menghindari terjadinya banjir (Mauliana & Widodo, 2014).

Selengkapnya:
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/807/944

Sinergi Seluruh Unsur untuk Pemulihan Citarum

Sungai Citarum dengan panjang 297 kilometer menjadi sungai bernilai strategis yang mengaliri sekaligus menghidupi 12 kabupaten dan kota serta 133 kecamatan di Jawa Barat serta menjadi sumber air 420 ribu hektare lahan pertanian. Namun Citarum hari ini menghadapi kondisi yang menyedihkan. “Pada tahun 2010 media populer asal Amerika Serikat, Huffington Post memberikan predikat Citarum sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia,” jelas Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kementerian Koodinator Bidang Kemaritiman, Elvi Wijayanti di Cibinong pada Kamis (21/3/2019).

Selengkapnya :
http://lipi.go.id/berita/single/Sinergi-Seluruh-Unsur-untuk-Pemulihan-Citarum/21577

Upaya LIPI Mewujudkan Pemulihan Citarum

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan teknologi untuk membantu upaya pemulihan sungai Citarum “Sungai Citarum semakin hari makin tinggi tingkat polusi dan pencemarannya sehingga menjadi permasalahan akut di sungai terpanjang di wilayah Jawa Barat ini,” jelas Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI, Sri Priatni. Dirinya menjelaskan, hasil penelitian LIPI ini bisa dipakai dan dikembangkan oleh pemerintah Jawa Barat serta berbagai pihak lain sehingga mimpi melihat sungai Citarum kembali bersih bisa terlaksana.

Selengkapnya :
http://lipi.go.id/berita/single/Upaya-LIPI-Mewujudkan-Pemulihan-Citarum/21583

Citarum Harum dan Harapan Pemulihan Daerah Aliran Sungai

Dengan daerah aliran sungai seluas 690.571, 57 hektar, Citarum menjadi sumber air irigasi pertanian, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan sumber air baku untuk air minum serta sebagai lahan perikanan tangkap dan budidaya yang dimanfaatkan penduduk di 10 kabupaten dan dua kota di provinsi Jawa Barat. Namun Citarum hari ini dihadapkan pada pencemaran akut yang mengakibatkan kerugian besar terhadap kesehatan, ekonomi, sosial, ekosistem, dan sumber daya lingkungan. Pemerintah pada 14 Maret tahun 2018 lalu  mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum yang menjadi dasar normatif program Citarum Harum. Untuk menciptakan pemahaman bersama di dalam penanganan permasalahan Sungai Citarum dan sungai-sungai lainnya di Indonesia serta memperingati Hari Air Sedunia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyelenggarakan Bincang-Bincang Citarum Harum yang akan diselenggarakan pada Kamis, 21 Maret di Cibinong, Jawa Barat.

Selengkapnya :
http://lipi.go.id/siaranpress/citarum-harum-dan-harapan-pemulihan-daerah-aliran-sungai-/21575

Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum 2019 - 2025

Dokumen Rencana Aksi Penanganan DAS Citarum disusun berdasarkan mandat Peraturan Presiden 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum dengan melibatkan semua pemangku kepentingan melalui tahapan-tahapan diskusi baik di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta, akademisi dan penggiat lingkungan. Penyusunan Rencana Aksi bertujuan agar tersedianya pedoman pemangku kepentingan dalam penyusunan rencana yang lebih teknis, penyusunan penganggaran serta sebagai acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam usaha penanganan DAS Citarum.

Selengkapnya :
https://citarik.files.wordpress.com/2019/02/rencana-aksi_180219.pdf

STRATEGI PENGELOLAAN TERPADU PENYELESAIAN PERMASALAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Forum Guru Besar ITB

Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat, walaupun hanya menduduki nomor 4 terbesar di Pulau Jawa, namun demikian, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Wilayah Sungai Citarum ditetapkan sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan kode WS: 02.06.A3 (Atlas, BBWSC, 2012). Hal tidak terlepas dari peranan Sungai Citarum dalam menunjang kegiatan ekonomi nasional yang mencakup tidak hanya wilayah Jawa Barat tapi juga wilayah DKI Jakarta (Kusuma, 2008, 2011). Berdasarkan Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai tersebut, Sungai Citarum dibagi atas Citarum Hulu, Citarum Tengah dan Citarum Hilir. Wilayah Citarum Hulu merupakan daerah pegunungan yang mempunyai batas wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) berupa barisan beberapa gunung yang mengelilingi Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, yang dikenal dengan sebutan Bandung Basin.

Selengkapnya :

http://eprints.itb.ac.id/13/2/Buku%20Sungai%20Citarum%20akhir%202-FGB-ITB.pdf

Selasa, 22 Oktober 2019

Anak Sungai Citarum

Sungai Ci Tarum meliputi banyak anak sungai. Nama-nama anak sungai tersebut dapat dilihat di http://bbwscitarum.com/wp-content/uploads/2014/09/Daftar-Sungai.pdf. Berikut ini adalah sebagian dari anak sungai yang mengalir ke Ci Tarum:
  • Ci Beet
  • Ci Kao
  • Ci Somang
  • Ci Kundul
  • Ci Balagung
  • Ci Sokan
  • Ci Meta
  • Ci Minyak
  • Ci Lanang
  • Ci Jere
  • Ci Haur
  • Ci Mahi
  • Ci Beureum
  • Ci Widey
  • Ci Sangkuy
  • Ci Kapundung
  • Ci Durian
  • Ci Pamokolan
  • Ci Tarik
  • Ci Keruh
  • Ci Rasea

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Tarum


PEMANFAATAN BAKTERI UNTUK KESELAMATAN LINGKUNGAN

Oleh: Dr.Ir. I. Ketut Irianto M.Si

Adanya keprihatinan yang besar di antara masyarakat akan kualitas lingkungan telah membantu dicurahkannya minat yang kian besar untuk mempelajari ekologi mikroba. Sebagai contoh mikroorganisme memegang peranan yang menentukan dalam menguraikan sampah yang berasal dari manusia dan industri yang dibuang ke dalam air dan tanah. Mereka mampu melaksanakan daur ulang terhadap banyak macam bahan. Kualitas dan produktivitas perairan alamiah saling berkaitan, terutama dengan populasi mikrobanya. Udara bersih serta bebas debu mengandung sedikit mikroorganisme. Dengan demikian nyatalah bahwa penilaian terhadap kualitas lingkungan mempunyai kaitan yang rumit dengan flora mikroba yang ada (Pelezar dan Chan, 2005).

Selengkapnya :
http://repository.warmadewa.ac.id/279/1/PEMANFAATAN%20BAKTERI.pdf

Jernihkan Sungai Citarum, Bakteri Penjernih Air Ditebar

Selain menjernihkan air, bakteri MR 8 diketahui bisa menetralisasi racun yang mengendap di lumpur di dasar sungai sehingga airnya jernih dan bisa dimanfaatkan. Bakteri MR 8 diperkirakan bisa menjernihkan air dan menetralisasi racun di dalamnya selama sekira 7 hari. Oleh karena itu, setelah rentang waktu tersebut, dia akan kembali memeriksa mutu air di lokasi oxbow tersebut.



 https://youtu.be/9XTVEhLE8HE

https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2019/08/23/air-sungai-citarum-akan-bisa-diminum-setelah-ditaburkannya-bakteri-mr-8

Air Sungai Citarum Akan Bisa Diminum Setelah Ditaburkannya Bakteri MR 8

Satuan tugas (Satgas) Citarum Harum menaburkan ratusan jeriken bakteri MR 8 untuk menjernihkan air di oxbow Sungai Citarum Sektor 6 di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat 23 Agustus 2019.
Selain menjernihkan air, bakteri MR 8 diketahui bisa menetralisasi racun yang mengendap di lumpur di dasar sungai sehingga airnya jernih dan bisa dimanfaatkan.
Menurut Komandan Sektor 6 Citarum Harum Kolonel Infanteri Yudy Zanibar, Oxbow Bojongsoang menjadi percontohan awal pemanfaatan bakteri MR 8. "Jika hasilnya sudah terbukti, diharapkan airnya bisa digunakan untuk keperluan masyarakat," ucapnya.
Yudi mengatakan, bakteri MR 8 diperkirakan bisa menjernihkan air dan menetralisasi racun di dalamnya selama sekira 7 hari. Oleh karena itu, setelah rentang waktu tersebut, dia akan kembali memeriksa mutu air di lokasi oxbow tersebut.
Selengkapnya :

Senin, 21 Oktober 2019

Gunakan Drone, Dosen Unpad Teliti Sungai Citarum

Bagi kebanyakan orang, perangkat drone biasa digunakan untuk mengambil foto dan video dari udara. Namun, ternyata drone mempunyai manfaat lain sesuai kebutuhan masing-masing. Cipta Endyana, dosen Fakultas Teknik Geologi dan Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran ( Unpad) memanfaatkan drone sebagai peralatan efektif intuk mendukung penelitian mengetahui kondisi detail lingkungan. Cipta menggunakan drone untuk mendapatkan citra yang biasanya didapatkan dari citra satelit untuk melakukan pemetaan mengenai kondisi lahan di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. “Latar belakangnya secara umum adalah untuk efisiensi dan efektivitas riset dalam penginderaan jauh (remote sensing),” ujar Cipta ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2019).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gunakan Drone, Dosen Unpad Teliti Sungai Citarum", https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/01/20331271/gunakan-drone-dosen-unpad-teliti-sungai-citarum.

Penulis : Erwin Hutapea
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Deadly Waters. Citarum: Indonesian river keeps textile industry’s dirty secrets

RTD travels to Indonesia, home to the Citarum considered the world’s most polluted river. It’s become a dumping site for chemical waste from hundreds of textile factories and local residents throwing sewage and domestic rubbish directly into the river. Despite the contamination, some 27 million people depend on the Citarum as their primary source of drinking water and irrigation. Find out more on how river degradation is affecting local lives and what environmentalists are doing to save their once pristine river.




 https://youtu.be/2ZmJeFVaqpM

STUDI UMUM PERMASALAHAN DAN SOLUSI DAS CITARUM SERTA ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH

Oleh : Muhammad Fadhil Imansyah

Sebagai komponen terpenting dalam kehidupan, keberadaan air sudah selayaknya dijaga dan dilestarikan. Kaidah-kaidah konservasi air harus dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari agar kelestarian air dapat berlangsung hingga masa depan. Sungai Citarum sebagai salah satu potensi air terbesar di Jawa Barat menyimpan potensi yang besar bagi masyarakat, baik potensi menguntungkan maupun potensi merugikan. Sayangnya, masyarakat dan pemerintah cenderung terlena oleh potensi menguntungkan dari sungai Citarum, dan tanpa disadari memperbesar potensi kerugian dari sungai tersebut. Berkurangnya daerah konservasi lahan, padatnya permukiman penduduk, pencemaran sungai oleh limbah domestik dan industri, dan lainnya menyebabkan bencana seperti banjir, kekeringan, dan longsor. Hal tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan bersamasama antara pemerintah dan masyarakat. Koordinasi, pembagian tanggung jawab, dan keharmonisan komunikasi antara keduanya diyakini akan menyelesaikan permasalahan pelik yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Selengkapnya :
https://media.neliti.com/media/publications/41581-none-78de2bdd.pdf

Delapan Daerah Atasi Sampah Citarum

Sebanyak 8 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah DAS Citarum akan mendapatkan dana bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp1,4 triliun yang sudah disepakati Pemerintah Provinsi Jawa Barat, guna mengatasi sampah sungai itu. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam siaran persnya mengatakan bahwa persoalan sampah sungai Citarum sudah dipetakan penanganannya sesuai dengan volume sampah yang mengarus ke sungai Citarum. Menurutnya, Metro Bandung –yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi—menjadi penyumbang sampah sungai terbanyak.
Selengkapnya :

EVALUASI KEKRITISAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN MENDESAKNYA LANGKAH-LANGKAH KONSERVASI AIR

Oleh : Anik Sarminingsih

Sub DAS Cisangkuy terletak di kabupaten Bandung merupakan salah satu sub DAS di kawasan Cekungan Bandung yang termasuk DAS Citarum hulu. Sub DAS Cisangkuy merupakan penyangga utama pemenuhan kebutuhan air baku Kotamadya Bandung dan Kabupaten Bandung. Pada tahun 2001 jumlah penduduk perkotaan di kawasan rencana Metropolitan Bandung telah mencapai 3 juta jiwa terdiri dari 2.2 juta jiwa tinggal di wilayah Kotamadya dan 0,8 juta jiwa tinggal di daerah Kabupaten Bandung dan diprediksikan saat ini penduduk metropolitan Bandung telah lebih dari 5 juta jiwa.

Selengkapnya :
https://core.ac.uk/download/pdf/11702213.pdf
 

PERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT ALIH FUNGSI KAWASAN HUTAN DI HULU SUNGAI CITARUM MENJADI KAWASAN PERTANIAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Bani Siliwangi

Pemanfaatan lahan dan ruang kawasan hutan tetap yang dijadikan kawasan pertanian dapat menyebabkan terjadinya suatu kerusakan lingkungan. Sudah kita ketahui bersama bahwa masalah lingkungan timbul sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang berlebihan dapat menimbulkan suatu perubahan terhadap ekosistem yang akan mempengaruhi kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam yang melebihi ambang batas daya dukung lahan dan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong terjadinya suatu bencana yang akan merugikan masyarakat juga, seperti halnya banjir yang terjadi di Bandung Selatan akhir-akhir ini karena rusaknya daerah resapan air di sekitar hulu sungai Citarum.

Selengkapnya :
http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy/article/view/76

PERANAN GREENPEACE MELALUI PROGRAM DETOX CAMPAIGN DALAM MENGURANGI LIMBAH BERACUN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CITARUM

Oleh : Yuda Iskandar

Greenpeace sebagai salah satu Organisasi Internasional yang fokus terhadap masalah lingkungan, melakukan program Detox Campaign pada sungai Citarum dalam mengurangi limbah beracun di daerah aliran sungai (DAS) Citarum melalui program Detox Campaign. Detox Campaign menghubungankan antara fasilitas manufaktur tekstil yang menyebabkan polusi air beracun di sungai diseluruh dunia termasuk Indonesia dan sungai Citarum.Tulisan bertujuan untuk menganalisis peranan yang dilakukan oleh Greenpeace dalam mengurangi limbah beracun di aliran sungai (DAS) Citarum.

Selengkapnya :
https://repository.unikom.ac.id/30678/1/3-jipsi-unikom.pdf

Upaya rehabilitasi DAS Citarum dengan desain lanskap (studi kasus: bantaran sungai Citarum Desa Bojongsoang, Bandung dan Desa Purwadana, Karawang)

Oleh : Wasissa Titi Ilhami dan Andy Affandy

Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan mengedukasi warga dengan pengetahuan tentang DAS (Daerah Aliran Sungai). DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan daerah resapan air yang dapat mengatur sistem tata air. Secara alami kualitas DAS dipengaruhi oleh faktor biofisik pembentuk tanah yaitu relief, topografi, fisiografi, iklim, tanah, air dan vegetasi (Komaruddin, 2008). Selain itu, DAS merupakan suatu wilayah kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai tempat aktivitas dan perlindungan alam (hidrologi, konservasi plasma nutfah, dan sebagainya) mana aliran air atau sungai akan keluar melalui suatu outlet tunggal (Haridjaja, 2008)

Selengkapnya :
http://polbangtan-bogor.ac.id/uploads/pdf/06072019113616.pdf

Kontribusi Industri Tekstil dalam Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun Terhadap Rusaknya Sungai Citarum

Oleh : Desriko Malayu Putra

Indonesia merupakan Negara yang masuk dalam jajaran 10 besar pengekspor pakaian terbesar dunia dan pada tahun 2011 Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar ke-11 di dunia. Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang paling besar di Asia Tenggara, dan sektor tekstil menyumbang 8,9 persen total ekspor Indonesia pada 2010. Tulisan ini akan melihat bagaimana kontribusi sektor industri tekstil terhadap rusaknya Sungai Citarum.

Selengkapnya :
http://www.jhli.icel.or.id/index.php/jhli/article/view/37

Restorasi Citarum, dari Sungai Menuju Gelas

Oleh : Gede H. Cahyana

“Kalau ada Ciletuh Geopark, maka boleh juga kita kukuhkan Citarum Ecopark atau Citarum Waterpark.” Masa berganti, musim berlalu, kini Citarum semakin harum. Tidak hanya media massa lokal yang mengupas, tetapi juga media cetak ibukota dan daerah. Luasnya sebaran kata Citarum harum ini tentu bukan makna harfiahnya. Sebab, hingga tahun 2018 sengatan bau amoniak, bau belerang akibat asam sulfida (seperti bau di Gunung Tangkubanparahu), bau selokan saat kemarau dan airnya yang keruh selama musim hujan sudah menjadi rahasia umum. Warga yang tinggal di sepanjang bantarannya sudah tahu perihal “harumnya” itu. Lantas, mungkinkah makna leksikal harum bisa disematkan kepada Citarum?

Pemenang lomba Writingthon Dikti 2018, Indonesia Untuk Citarum Harum, Kemenristekdikti Bitread Publishing, 2018

Selengkapnya :
https://osf.io/8s6r2

Kliping Koran Kompas Unit SISDA BBWS CItarum : 45 Artikel Sungai Citarum

Kondisi Citarum kini rusak berat. Berawal dari mata air di Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, sungai sepanjang 297 kilometer ini menghadirkan air mata dan derita hingga ke hilirnya di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, hampir selama 40 tahun terakhir.

Selengkapnya :

https://eppid.pu.go.id/assets/common/pdf/info_publik-20180918023651.pdf

World Expo Citarum 2030

Kemitraan menggagas Citarum Bersih; Peningkatan SDM lokal dan regional; Pendidikan pemberdayaan dan transfer teknologi. • 

Area Kawasan Citarum sepanjang 276Km destinasi baru untuk masa depan. 

Pusat Pendidikan, Pusat Kajian Islam, Pusat Kebudayaan, Pusat Kedutaan Asing, Pusat pendidikan, Pusat Industri kreatif, Pusat Pariwisata dan Pusat Perdagangan. 

Pusat Pemberdayaan, Keunggulan, Kemanusiaan. 

Kawasan Citarum World Expo signifikansi kaum muda milenials & generasi Z bonus demografi Indonesia.

Selengkapnya :
http://simlit.puspijak.org/files/other/Citarum_2030_KLHK.pdf

RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI CITARUM

Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air tidak terlepas dari pengelolaan wilayah sungai. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai mendefinisikan wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai.

Dalam pengelolaannya harus mencakup seluruh wilayah sungai. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Wilayah Sungai Citarum merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan Kode Wilayah Sungai: 02.06.A3. Terdiri dari dari 10 Kabupaten dan 2 Kota dengan Sungai Citarum yang menjadi sungai utama.

Selengkapnya :
http://bbwscitarum.com/wp-content/uploads/2016/11/Rencana-Pengelolaan-Sumber-Daya-Air-WS-Citarum.pdf

Senin, 15 Juli 2019

STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM PELESTARIAN SUNGAI CITARUM MELALUI PELATIHAN PENGGUNAAN PORTAL CITARUMPEDIA UNTUK KALANGAN KEPALA DESA DI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG


Pada hari Selasa, 5 Maret 2019, mulai Pukul 10.00 WIB berlangsung kegiatan Strategi Sosialiasi Program Pelestarian Sungai Citarum Melalui Pelatihan Penggunaan Portal Citarumpedia untuk Kalangan Kepala Desa Di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, bertempat di Aula Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Provinsi Jawa Barat.

Rabu, 20 Maret 2019

SEDIMENTASI DELTA SUNGAI CITARUM, KECAMATAN MUARA GEMBONG, KABUPATEN BEKASI





Oleh : Paryono Paryono, Ario Damar, Setyo Budi Susilo, Rokhmin Dahuri dan  Heny Suseno

Salah satu dampak perubahan penggunaan lahan di DAS Citarum bagian hilir terhadap wilayah pesisir yaitu terjadinya sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar sedimen dan total sedimen di Sungai Citarum hilir. Perhitungan total sedimen dilakukan dengan pengukuran sampel kadar sedimen/total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid,TSS) di 3 (tiga) lokasi yaitu inlet waduk Jatiluhur, outlet Waduk Jatiluhur, dan Sungai Citarum hilir sebelum muara sungai. Waktu penelitian yaitu tahun 2014. Pengambilan sampel kadar sedimen dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Analisis kadar sedimen mengacu SNI 06-6989.3-2004 tentang cara uji TSS secara gravimetri. Hasil pengukuran kadar sedimen di lokasi inlet Waduk Jatiluhur sebesar 0,20 kg/m3, outlet Waduk Jatiluhur sebesar 0,02kg/m3 , dan Sungai Citarum hilir sebesar 0,44 kg/m3. Total sedimen di lokasi inlet Waduk Jatiluhur sebesar 1,34 x 106 ton/tahun, total sedimen outlet Waduk Jatiluhur sebesar 0,14 x 106 ton/tahun, dan total sedimen yang masuk ke muara Sungai Citarum sebesar 1,79 x 106 ton/tahun. Keberadaan Waduk Jatiluhur telah mengurangi potensi beban sedimen masuk ke laut sebesar 1,20 x 106 ton/tahun. Pasokan sedimen dari Sungai Citarum menyebabkan terjadinya sedimentasi di sekitar muara Sungai Citarum dengan luas 3.828,26 ha pada tahun 2014.


Kata kunci : sedimentasi; kadar sedimen; Sungai Citarum

Selengkapnya :

Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 1 April 2017 : 15 - 26

http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPPDAS/article/view/1655/2075

KAJIAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN ECOVILLAGE DI DAS CITARUM HULU







Oleh : Nita Nilawati Walla, Cecep Kusmana dan Hikmat Ramdan

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat, dengan panjang 269 km dan memiliki luas 7,061.77 km2 . Sungai Citarum dan anak-anak sungainya menurut peruntukan air dan baku air di Jawa Barat (Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2000) adalah sebagai sumber air untuk irigasi/pertanian, air baku air minum, perikanan, air baku industri, pengendali banjir dan pembangkit listrik tenaga air. Berdasarkan hal tersebut, maka kuantitas dan kualitas air Sungai Citarum harus tetap terjaga. Tetapi sampai saat ini kondisi sumber daya alam dan lingkungan di Jawa Barat memperlihatkan adanya kecenderungan over eksploitasi. Bagian hulu DAS Citarum mengalami degradasi fungsi konservasi sumber dayaair seperti luas lahan kritis mencapai 26,022.47 ha, yang mengakibatkan run off aliran permukaan sebesar 3,632.50 juta m3/tahun serta sedimentasi sebesar 7,898.59 ton/ha (KLH, 2015).

Selengkapnya :

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 6 No.2 (Desember 2016): 131-14

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/15243

Selasa, 19 Maret 2019

RESPON OKSIGEN TERLARUT TERHADAP PENCEMARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERADAAN SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI CITARUM

Oleh : Yayuk Sugianti, Lismining Pujiyani Astuti (Balai Riset Pemulihan Sumberdaya Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan 

ABSTRAK
Konsentrasi oksigen terlarut (DO) menjadi parameter yang paling banyak mendapat perhatian karena mencerminkan kualitas air dan kesehatan suatu ekosistem perairan. Sepanjang aliran sungai utama Citarum kondisi perairannya sudah tercemar berat diakibatkan masukan limbah, baik itu limbah rumah tangga dan perkotaan, limbah industri, juga limbah pertanian dan peternakan, kondisi ini menyebabkan gangguan bagi organisme yang ada di dalamnya salah satunya adalah ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan kualitas perairan akibat pencemaran melalui pola sebaran konsentrasi DO dengan melakukan simulasi menggunakan model Streeter & Phelps dan pengaruhnya terhadap kehidupan ikan di Sungai Citarum. Hasil penelitian menunjukkan tingginya nilai BOD di Sungai Citarum menyebabkan penurunan DO, yang mengindikasikan bahwa sungai ini telah mengalami tekanan pemanfaatan yang melebihi daya dukungnya. Kondisi ini berpengaruh pada keberadaan ikan di Sungai Citarum, dimana telah terjadi pengurangan jenis-jenis ikan. Hanya ikan-ikan yang tahan terhadap kondisi DO rendah yang bisa bertahan hidup di Sungai Citarum.
Kata kunci: oksigen terlarut, model Streeter Phelps, Sungai Citarum.
Selengkapnya :

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol 9. No. 2 (2018)

Kamis, 31 Januari 2019

Citarum Harum Pengaruhi Industri Kecil

PABRIK berada di dekat aliran Sungai Citarum, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis 13 September 2018.*/ADE MAMAD/PRTAHUN 2018 dinilai menjadi salah satu tahun terberat bagi industri tekstil dan produk ­tekstil (TPT) Ja­wa Barat.
Alasannya, selain karena terpukul dari sisi pasar lokal yang per­min­taannya semakin berkurang, te­kan­an juga terjadi karena dipengaruhi turunnya produksi dari industri pence­lupan.
Selengkapnya :

Terkait Pernyataan Ridwan Kamil, Profesor Dini: Kegagalan Citarum Berarti Kegagalan Presiden

SUNGAI Citarum.*BANDUNG, (PR).- Ketua Dewan Pengawas Yayasan Citarum Harum, Profesor Dini Dewi Heniarti sesalkan pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Pernyataan tersebut mengenai kegagalan  Program Citarum Harum akibat kegagalan kepemimpinan sehingga elemennya tidak kompak.

Selengkapnya :